TUNAS MUDA BERSEMI DI LOR SENOWO
Perjalanan merupakan sesuatu yang dapat memberikan banyak kisah, pengalaman, dan pelajaran bagi mereka yang melakukannya. Setiap orang selalu ingin melakukan perjalanan sesuai dengan apa yang ia inginkan dan sukai, seperti ke pantai, ke luar kota, naik gunung, dan banyak hal menarik lainnya. Perjalanan yang ingin diceritakan di sini merupakan salah satu kenangan terbaik dalam hidup kami, yaitu live in. Seperti kita ketahui, live in merupakan acara rutin yang diselenggarakan setiap tahunnya oleh STIKS Tarakanita. Dengan tujuan agar para mahasiswi dapat memahami sikap bela rasa serta lebihmendalami nilai-nilai sosial, seperti kesederhanaan, mengucap syukur, saling berbagi, dan lain sebagainya. Takayal, kegiatan live in kini menjadi sebuah kegiatan wajib sebuah kampus.
Pernahkah kalian membayangkan jika kita hidup dengan penerangan seadanya, makanan alakadarnya, dan teknologi sederhana? Keadaan ini sudah dirasakan para mahasiswa STIKS Tarakanita ketika hidup bersama dengan warga Dusun Tutup Ngisor, Desa Sumber, Kecamatan Dukun, KabupatenMagelang, Jawa Tengah, selama empat hari. Para mahasiswq melakukan dan merasakan kegiatan baru yang mungkin tidak pernah dilakukan sebelumnya, mulai dari memasak hingga menanam padi. Pada saat itulah, para mahasiswa pasti akan membandingkan kehidupan mereka di kota dengan kehidupan di desa yang sangat jauh berbeda.
Dalam kegiatan live in ini, para mahasiswa menemukan berbagai hal yang menarik perhatianseperti nasi doa, jalan “setapak”, dan jembatan penyebrangan. Sepertinya ini merupakan pertama kalinya para mahasiswa makan makanan dengan nama yang unik, yaitu nasi doa. Nasi doa ini bukan sekedar santapan biasa, tetapi memiliki nilai sejarah tersendiri. Faktanya, nasi yang diperoleh berasal dari beras organik yang tidak menggunakan pestisida sehingga membutuhkan usaha lebih. Selama proses penanaman, para warga menaruh harapan besar yang selalu mereka panjatkan dalam bentuk doa dikarenakan beras organik sulit untuk dihasilkan.
Mahasiswa juga merasa heran ketika melihat jalan yang dilalui begitu sempit, tepatnya di pertengahan jalan menuju Lor Senowo. Pada saat berpapasan pun jarak antara kedua kendaraan sangatlah berdekatan.Pertanyaan yang timbul dalam benak mahasiswi adalah “ini kan sempit, kok pengemudinya gak pada bunyiin klakson ya?”. Akhirnya para mahasiswi tahu bahwa warga disana selalu menjunjung tinggi rasa menghargai. Pada prinsipnya, kendaraan dengan muatan yang lebih banyak akan didahulukan dan ini sudah menjadi tradisi warga sekitar. Coba kita bandingkan dengan kota Jakarta, siapa yang akan mengalah? Jika warga Jakarta dihadapkan pada kondisi yang sama, pasti kejadiannya akan berbeda. Padatnya kendaraan di kota Jakarta membuat masyarakat tidak ada yang mau mengalah sehingga bunyi klakson akan jelas terdengar.
Selain itu, ketika mahasiswa menuju keluarga masing-masing, mereka harus melewati sungai yang terbilang besar dengan arus air yang deras. Sebenarnya, dulu jalur yang mahasiswi lewati, terdapat jembatan penghubung yang memudahkan akses keluar masuk desa bagi penduduk. Karena sebuahbencana, yaitu akibat lahar dingin gunung merapi sehingga menimbulkan kerusakan pada jembatan.Kerusakan tersebut telah mengganggu proses interaksi antar-penduduk di lain desa, sama halnya ketika kita berkomunikasi. Komunikasi menjadi terhambat saat pesan tidak dapat tersampaikan akibat adanya gangguan (noise) karena saluran (channel) yang tidak memadai. Mendengar hal tersebut, timbul inisiatif para mahasiswi untuk membantu pembangunan jembatan itu.
Begitu banyak pengalaman yang berkesan bagi para mahasiswa yang tidak bias diungkapkanhanya dalam sebuah tulisan. Melalui kegiatan live in ini, mahasiswa lebih memahami bahwa dibutuhkanperjuangan yang besar untuk meraih hasil yang optimal, mengerti bagaimana hidup dalam kesederhanaan, dan selalu mengucap syukur serta berdoa dalam melakukan apapun. Semakin sukses kita kelak, kita harus semakin rendah hati, sama seperti padi yang semakin berisi semakin merunduk. Akhir kata, mahasiswa akan menjadikan pengalaman ini sebagai pedoman untuk menatap masa depan yang cerah.