LATIHAN YANG MEMBANGUN
Kami tidak menyangka penerapan mata kuliah Manajemen Komunikasi Strategis (Strategic Communication Management—“SCM”) yang sedang kami jalani ini, akan membawa hubungan kami semua jauh lebih dari sekedar teman sekelas. We bounded as sisters for life.
Pada hari Sabtu, 13 Januari 2018 yang lalu, Sekolah Tinggi Tarakanita mengadakan Seminar Kesehatan yang bertajuk “Peduli Kesehatan Reproduksi Wanita” yang bekerjasama dengan Rumah Sakit Premier Jatinegara. Acara ini terselenggara berkat kerjasama panitia acara yang merupakan anggota kelas S1 Eksekutif angkatan 2016 (S1-E3). Acara ini juga merupakan bagian dari tugas harian matakuliah SCM. Kelas S1-E3 menerima tantangan dari Ibu Dra. Maria Lies A., M.M., sebagai pengampu matakuliah SCM. Kelas S1-E3 diminta untuk mempraktikkan teori-teori yang telah diberikan selama satu semester ini dalam sebuah tindakan nyata.
Kelas S1-E3 akhirnya sepakat untuk membuat sebuah seminar mengenai kesehatan reproduksi perempuan, dengan tujuan memberikan edukasi bagi para peserta yang hadir, bagaimana cara menjaga kesehatan organ reproduksi perempuan. Dengan diadakannya seminar ini, diharapkan tercipta gaya hidup sehat di lingkungan Sekolah Tinggi Tarakanita.
Para peserta yang hadir memberikan apresiasi yang bagus terhadap acara ini. Salah satu komentar datang dari Fransisca Sekar Kinasih, mahasiswi D3 Reguler angkatan 2016.
“Acaranya bagus dan bermanfaat banget. Gak nyesel udah dateng,” demikian pujian yang ia berikan.
Dampak yang muncul setelah seminar tersebut terlaksana, mulai terlihat para mahasiswi Sekolah Tinggi Tarakanita, khususnya mahasiswi yang kuliah di kampus Thamrin City, yang mulai menjalankan hidup higienis dengan membawa tissue dan membiasakan diri untuk cuci tangan setiap kali ke toilet.
Dampak lainnya dirasakan oleh anggota kelas S1-E3 yang merasa makin dekat satu sama lain karena menjadi panitia acara ini. Selain mengembangkan teori-teori SCM, anggota kelas S1-E3 juga mengembangkan keterampilan komunikasi antar pribadi kepada satu sama lain, sehingga hubungan mereka sudah seperti saudara.
“We all have different character, we all have different way to express the opinion, yet our feelings. We argue but we discuss, we tease but we laugh—now we are more than just knowing each other and I’m blessed that we are caring more than just classmates,” tulis Ni Made Arianita, salah satu anggota kelas S1-E3 yang ia tulis pada media sosialnya untuk mengekspresikan perasaannya terhadap teman-teman sekelasnya setelah acara selesai.
Terselenggaranya acara ini mungkin bisa menjadi model tugas harian yang ideal untuk para mahasiswi eksekutif yang kebanyakan sudah bekerja, sehingga mereka dapat menggunakan keterampilan-keterampilan mereka dalam bekerja di lapangan yang didapat dari pengalaman kerja mereka.